Archives

All About Ubuntu

  • Trik Mengoptimalkan Ubuntu “Feisty”7.04, silahkan baca disini
  • Tips Optimasi OpenOffice, lihat disini
  • Video Tutorial instalasi Ubuntu, lihat disini
  • Panduan Pembuatan Paket Ubuntu, lihat disini
  • Bekerja dengan desktop Ubuntu, lihat disini
  • Tips menginstal ubuntu dengan memori pas-pasan, lihat disini
  • Dual Booting Windows & Ubuntu Feisty, lihat disini
  • Cara Balikin Grub setelah instal windows XP, lihat disini
  • Speed up Ubuntu, lihat disini
  • 13 Must Do things on new Ubuntu 7.04 Feisty Fawn installation, lihat disini
  • 13 Applications to Install on Ubuntu running on Slow Computer, lihat disini
  • Playing Classic Games Under Ubuntu, lihat disini
  • Running Windows Applications Under Linux, lihat disini
  • Installing Applications Under Linux, lihat disini
  • 101 tips, triks dan tutorial Ubuntu, lihat disini
Read More - All About Ubuntu
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Karier di TI: Lebih Pede dengan Sertifikat

Indonesia membutuhkan sedikitnya 350.000 tenaga TI, jika kita menengok negara-negara tetangga, kemampuan negara Singapura misalnya dalam meluluskan tenaga TI sebanyak 2500 orang, sedangkan kebutuhan negara tersebut sebanyak 10.000 orang. Di India tersedia sekitar 2 juta lowongan pekerjaan yang berhubungan dengan TI yang belum terpenuhi, Korea Selatan membutuhkan sekitar 100 ribu orang, tetapi lulusannya hanya 48 ribu orang. Meningkatnya penggunaan TI terpadu, mulai dari operasional bisnis yang paling sederhana sampai eCommerce, menyebabkan kebutuhan tenaga TI tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang TI, akan tetapi perusahaan-perusahaan non TI pun membutuhkannya. Kebutuhan inipun diperkirakan akan terus meningkat. Hal tersebut erat kaitannya dengan persaingan usaha dengan para kompetitornya.

Meskipun demikian jumlah lowongan pekerjaan dan informasi di bidang TI di Indonesia tak lagi sebanyak dan segencar saat perusahaan-perusahaan dotcom masih berjaya, akan tetapi bidang TI masih bercokol dalam urutan 7 besar dalam jumlah lowongan pekerjaan.


Rontoknya dotcom company ternyata berimbas terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berbau TI, Indonesia sempat mengekspor pekerja TI –nya dalam berbagai posisi ke luar negeri. Sekarang merupakan jaman konvergensi antara TI dan telekomunikasi. Teknologi di bidang telekomunikasi banyak yang mengambil konsep TI. Tengok saja ponsel-ponsel sekarang yang sudah bisa dipastikan bisa untuk berkirim SMS, MMS, browsing Internet dsb. Atau jika kita bicara soal jaringan (network) TI seperti LAN, WAN, VoIP, kesemuanya itu tak terlepas dari soal telekomunikasi. Selain telekomunikasi, sektor industri lain yang masih membutuhkan tenaga TI adalah Industri manufaktur dan perbankan.

Secara mikro, cukup banyak tenaga kerja TI yang terserap ke bidang telekomunikasi. Namun secara makro, TI masih banyak dipekerjakan dibidang TI sendiri seperti programming, maintenance. Pekerja TI banyak dibutuhkan untuk mengelola PC, jaringan dan sistem terutama untuk masalah trouble shooting. Bahkan perusahaan sekarang cenderung mencari orang yang serba bisa baik dari segi hardware, software dan jaringan dengan jabatan technical support.

Saat ini perusahaan-perusahaan banyak mencari tenaga TI yang terspesialisasi, misalnya kemampuan programming, utamanya programmer yang mampu membuat program-program aplikatif atau yang sesuai dengan kebutuhan user.

Tetapi keahlian TI bukan berarti harga mati untuk tidak bereksplorasi ke departemen-departemen lainnya. Bisa jadi seseorang dengan kemampuan TI bekerja sebagai sales. Mereka biasanya masuk ke divisi technical sales yang siap menjelaskan produk dari sisi teknis kepada user. Ini bisa terjadi pada orang TI yang mempunyai karakter outgoing dan ekstrovert serta kemampuan berkomunikasi baik. Pekerja seperti ini termasuk kategori front liners. Sementara mereka yang memilih untuk berkutat di belakang meja, melakukan riset dan mengutak atik sistem bisa digolongkan kategori back office. Technical Skill bukan satu-satunya syarat mutlak yang akan menjamin seseorang dengan kualifikasi TI dapat mudah mendapatkan pekerjaan, yang diharapkan sesuai dengan bidangnya. Asih ada keterampilan lain yang harus diasah, yakni kemampuan berbahasa (linguistik) dan Impersonal skill.

VARIASI POSISI

Perkembangan TI yang cenderung cepat melahirkan berbagai posisi dan jabatan-jabatan di berbagai perusahaan. Tentu saja ragam posisi ini tergantung pula dengan skala bisnis perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar dan kompleks suatu perusahaan, biasanya posisi yang dibutuhkan pun makin beragam. Namun ada pula kecenderungan untuk menyederhanakan departemen TI dengan mengisi hanya beberapa posisi tetapi dengan tanggung jawab yang mencakup banyak hal.

Posisi Sales, Programmer dan System Analyst adalah posisi terdepan yang banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan. Disamping penguasaan TI yang baik sebagai product knowledge, sebagai tenaga sales tentu saja para pemegang kualifikasi TI juga harus memenuhi syarat sebagai sales pada umumnya, seperti berpenampilan menarik, komunikatif, luwes dan berinteraksi, jago presentasi, memiliki killer instinc yang bagus, atau selling skill di atas rata-rata. Justru kepiawaian I bidang TI akan menjadi nilai tambah yang tidak bisa atau sulit tersaingi oleh calon sales produk TI dengan latar belakang non TI.

Jika lulusan TI lebih mengincar bidang kerja yang sesuai keahliannya, yaitu sebagai Programmer dan System Analyst, mereka harus memperhatikan kualifikasi utama, yaitu technical knowledge dan technical skill. Hal lain yang harus dipenuhi adalah kemampuan analythical thinking dan orientasi kualitas yang tinggi, ketahanan kerja dalam jangka waktu yang lama serta attention to detail yang juga tinggi.

Selain tiga posisi tersebut tentu saja ada banyak posisi lain seperti: Design Engineer, System Development, Project Manager, Networking Engineer. Tak boleh dilupakan juga posisi-posisi yang ada di Back Office, seperti Program Analyst, Software Engineer, System Administrator, Database Programmer and Developer, Application Programmer and Developer, System Implementor, dan MIS Director.

Pada dasarnya para staf TI adalah Programmer dan Engineer, tetapi mereka bisa menduduki posisi yang bervarias. Yang jelas dalam divisi TI sebuah perusahaan umumnya harus ada orang yang memberi dukungan kepada pengguna atau user, yang melaksanakan administrasi sistem dan jaringan serta mendukung infrastruktur sistem TI; dan jika dibutuhkan, orang yang bertugas membuat atau mengcustomize program aplikasi sesuai kebutuhan bisnis serta memberikan dukungan ke user berkaitan dengan program aplikasi yang dibuat.

KOMPETENSI TENTUKAN GAJI

Kisaran gaji yang mungkin diterima seorang tenaga TI antara Rp 1 juta (pemula) sampai 30 juta ( Chief Technical/ Chief Technology Officer). Sebenarnya gaji seorang staf TI sama dengan staf bidang lain. Tetapi jika ian mempunyai akreditasi yang semakin worlwide, maka nilainya pun kian tinggi. Semakin langka orang yang menempati suatu posisi juga akan ikut mendongkrak value orang tersebut. Posisi yang paling tinggi, banyak dicari, dan orangnya masih langka di
Indonesia adalah posisi Technical Consultant (kisaran Rp 4-10 juta), System Engineering dan Aplication Consultant. Selain itu orang-orang yang mampu menguasai business process atau ERP adalah orang yang memiliki bayaran tinggi.

Setelah perolehan sertifikat, biasanya perusahaan akan memberikan poin lebih dalam appraisal atau salary review. Selain itu ada perusahaan-perusahaan yang memberikan semacam tunjangan profesional atau keahlian untuk staf TI yang mempunyai sertifikat. Tunjangan itu akan terus diperoleh sejauh sertifikat tersebut masih berlaku. Sertifikat masih dipakai luas dalam artian banyak proyek yang memerlukan keahlian teknis si pemilik sertifikat, juga akan menjamin sipemegang sertifikat untuk terus mendapat tunjangan profesional.

DAYA JUAL TINGGI DENGAN SERTIFIKAT

Di Indonesia tercatat 168 perguruan tinggi yang menyelenggarakan program TI, dan setiap tahunnya meluluskan sekitar 10.000 sarjana TI. Dari segi kuantitas memeng cukup besar tidak demikian dengan segi kualitasnya. Populasi sarjana yang mampu menguasai TI hanya 5%. Teknologi berubah dengan cepat dan tidak bisa menunngu sampai dunia pendidikan dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga TI yang berkualifikasi sesuai dengan kebutuhan kerja. Padahal di bidang TI, tenaga yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki kepastian dan kompetensi tertentu dan sangat spesifik.

Ada dua poin penting dalam profil calon pelamar yang diharapkan oleh perusahaan secara umum, yakni latar belakang pendidikan (akademis) dan nonkependidikan sebagai nilai tambah (semisal karakter, gelar profesianal, kemampuan berkomunikasi dari si pelamar dsb). Oleh karena itu, vendor hardware dan software lalu berkolaborasi lewat pendidikan bersertifikasi yang bertujuan mendidik tenaga-tenaga TI yang ahli dan diakui di mancanegara.

Di satu sisi, inisiatif ini akan mendukung vendor secara bisnis karena berarti ada tenaga-tenaga ahli yang siap mengatasi berbagai persoalan yang mungkin terjadi dilapangan. Sementara disisi pemerintah dan perusahaan pencari kerja, kelangkaan tenaga TI yang handal dapat teratasi. Perusahaan dengan certified professional dapat meningkatkan nilai jual karyawannya ke klien. Ini terjadi misalnya pada perusahaan yang menawarkan jasa konsultasi teknis dan aplikasi. Jika perusahaan menggunakan karyawan yang bersertifikat, dia bisa dibayar US$ 2500 per bulan. Sedangkan yang tidak bersertifikat hanya dibayar US$ 1000 samapai 1500 perbulannya.

Bagi tenaga TI yang memiliki sertifikat apalagi berstandar internasional, berarti menambah nilai value dimata perusahaan dan bursa kerja nasional. Ereka secara otomatis akan memiliki daya jual lebih tinggi dibandingkan rekan lainnya yang belum bersertifikasi. Daya jual tinggi berati karir yang lebih mantap, serta penghasilan yang juga pasti lebih menjanjikan. Kalupun tidak langsung berpengaruh pada kesempatan dan jenjang karier, pemegang sertifikat umumnya lebih percaya diri untuk bersaing di mancanegara.

SERTIFIKASI — INVESTASI UNTUK MASA DEPAN ANDA

Jika melihat jumlah lulusan sarjana TI yang diperkirakan 10.000 setiap tahunnya, rasanya aneh jika ada perusahaan yang mengeluhkan sulit mencari tenaga TI. Namun kenyataannya memang demikian. Akibatnya, bajak-membajak karyawan TI pun menjadi hal yang biasa dan ironis karena pada saat yang sama kita menyaksikan banyak sarjana yang mengaggur. Apkah pendidikan formal tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut?, cepatnya perkembangan TI dan semakin kompleknya teknologi tidak memungkinkan lembaga pendidikan formal dengan cepat mengadopsi perubahan tersebut karena dibatasi oleh kurikulum dan keinginan untuk independen terhadap produk tertentu. Apalagi kalau yang dibutuhkan adalah kompetensi yang sangat spesifik, misalnya software tertentu yang telah diimplementasikan oleh perusahaan tersebut. Hal ini mendorong turun tangannnya para vendor mendidik tenaga-tenaga TI yang akhirnya melahirkan standar kompetensi atau sertifikasi.
Sertifikasi pada umumnya berbasiskan pada produk atau software dari vendor tertentu, meskipun ada juga sertifikasi yang tidak mengacu pada vendor tertentu. Saat ini sertifikasi sudah mulai menjadi kebutuhan bagi banyak praktisi di bidang TI karena sertifikasi merupakan ukuran yang valid dan layak dipercaya untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam lingkungan TI yang bergerak sangat cepat.

JENIS SERTIFIKASI

Sertifikasi yang dikeluarkan oleh para vendor biasanya dikelompokkan ke berbagai spesialisasi, seperti desktop specialist, system and network, administration, application development, database programming, dan sebagainya. Cisco misalnya, memiliki tiga jenjang spesifikasi, yaitu Associate, Professional, dan Expert. Dari tiga jenjang tersebut masih bisa memilih spesialisasinya, seperti network design, security, business networking, dan lain sebagainya.

Beberapa jenis sertifikasi Cisco yang cukup populer antara lain Cisco Certified Network Associate (CCNA), Cisco Certified Network Professional (CCNP), Cisco Certified Designing Associate (CCDA), Cisco Certified Designing Professional (CCDP), dan Cisco Security Specialist 1 (CSS1). Untuk bisa mengambil CCNP, peserta harus memperoleh sertifikasi CCNA terlebih dahulu, begitu juga untuk jenjang yang lebih tinggi.

Microsoft menawarkan beberapa jenis sertifikasi seperti MCSE (Microsoft Certified System Engineer), MCSA (Microsoft Certified System Administrator), MCSD (Microsoft Certified Solution Developer), MCDBA (Microsoft Certified Database Administrator). Dari Lotus akan dijumpai program sertifikasi seperti CLS (Certified Lotus Specialist), CLP AD (Certified Lotus Professional System Administration). Sedangkan Oracle memiliki beberapa jenis sertifikasi, seperti OCP DBA (Oracle Certified Professional Database Administrator) dan OCP Developer (Oracle Certified Professional developer).

Jika anda mau dianggap jago di bidang internet, anda bisa mengambil sertifikasi yang dikeluarkan oleh CIW (Certified Internet Web Master) seperti Master CIW Administrator, Master CIW Enterprise Developer, dan ratusan jenis sertifikasi di bidang internet. Beberapa sertifikasi lain yang tak kalah populer akhir-akhir ini adalah Java dan Linux. Selain berbagai jenis sertifikasi tersebut, masih banyak jenis sertifikasi lain yang dikeluarkan oleh para vendor maupun lembaga independen lainnya.

KENDALA

Akan tetapi ada kendala yang mungkin dirasakan bagi yang ingin mengambil sertifikasi, seperti biaya yang tidak sedikit, walaupun di bandingkan dengan negara lain, biaya di
Indonesia masih relatif lebih murah.Di negara lain, biaya untuk setiap ujian untuk memperoleh sertifikasi yang dikeluarkan oleh Microsoft dan Cisco berkisar US$ 125, sedangkan di
Indonesia berkisar Rp. 500.000. Karena perbedaan tersebut banyak pelajar atau karyawan yang bekerja di luar negeri mengambil sertifikasi di Indonesia saat berlibur. Selain lebih murah, khusus untuk Indonesia, waktu untuk menyelesaikan ujian juga lebih panjang 30 menit, karean pemahaman bahasa Inggris yang masih dianggap lemah. Namun biaya yang dipatok oleh beberapa Training center yang profesional, utamanya yang merupakan Authorizes Learning partner dari vendor tertentu, tetap saja terasa mahal bagi kalangan mahasiswa.

Kendala lain adalah ujian yang lebih dari satu kali tersebut juga menuntut pengalaman di lapangan. Meskipun ada pula peserta pendidikan sertifikasi yang berangkat tanpa bekal pengalaman. Training center yang biasanya menggelar program hanya dalam waktu beberapa hari tersebut, banyak yang bersifat penyegaran ilmu.

Cisco mencoba mengatasi kendala tersebut dengan melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dengan menyelenggarakan Network Academy Program. Program ini memungkinkan peserta yang belum berpengalaman di lapanganpun bisa memperoleh sertifikasi dari Cisco. Namun training yang digelar di Network Academy Program ini lebih panjang. Binus center misalnya, menyelenggarakan training untuk persiapan CCNA dengan jangka waktu 1 tahun. Bandingkan dengan program pada training center yang dilakukan sekitar 15 hari.

Sertifikasi di bidang TI tentu saja tidak hanya menambah nilai anda agar lebih mudah diterima dalam suatu pekerjaan, tetapi jiga akan membantu anda meningkatkan posisi dan reputasi bagi yang sudah bekerja. Bahkan sertifikasi yang sudah diakui secara global ini juga mampu meningkatkan kompetisi anda di manca negara. Jangan heran jika sertifikasi yang anda miliki lebih dihargai dibandingkan ijasah formal anda.

(disadur dari Suplemen InfoKomputer edisi Mei 2003)

Read More - Karier di TI: Lebih Pede dengan Sertifikat
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Tips Belajar Pemrograman

Tanya :

Saya baru belajar buat database dg VB kira-kira buku bacaan yang cocok untuk saya baca sebagai beginner atau yg dasar sekalipun apa yah ?? mohon pencerahan.. ps :saya buta ttg bahasa pemrograman..:) GBU Thanks

Jawab :

Kalau buta tentang pemrograman maka perlu belajar dahulu apa itu pemrograman. Pada intinya pemrograman adalah memerintahkan komputer untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan.Untuk memerintah komputer ini kita menggunakan bahasa pemrograman. Hal ini disebabkan komputer tidak bisa mengerti bahasa manusia. Bahasa pemrograman ada bermacam-macam. Ada yang General Purpose dan ada yang Special Purpose. Bahasa pemrograman yang general purpose digunakan untuk membuat program dengan macam-macam tujuan. Contoh bahasa pemrograman General Purpose adalah: C, C++, Pascal, BASIC, Fortran, COBOL, Modula dll. Kalau bahasa pemrograman Special Purpose biasanya dirancang untuk membuat program dengan tujuan khusus. Jadi kita akan susah jika memakai bahasa tersebut untuk membuat program diluar tujuan khususnya. Tapi jika dipakai untuk membuat aplikasi yang sesuai tujuan khususnya maka bahasa special purpose lebih mudah dipakai dibanding bahasa general purpose.

Kalau tujuan anda cuma membuat aplikasi yang mengolah database maka ada bahasa pemrograman lain yang lebih khusus dibanding VB. Kalau didunia Microsoft maka ada 2 bahasa pemrograman yang dirancang khusus untuk mengolah database: MS Access dan MS Visual FoxPro. MS Acces lebih ditujukan untuk aplikasi database yang sebagian besar dibangun dengan bantuan wizard dan sedikit code yang ditulis dalam VB for Application. Sedangkan MS Visual FoxPro dirancang untuk programmer database professional. Kalau VB dirancang untuk membuat aplikasi GUI secara umum di Windows. Kalau prioritas anda adalah GUI yang canggih maka pakai VB tapi kalau yang paling penting adalah pengolahan databasenya maka sebaiknya pakai MS Access atau MS Visual FoxPro.

Karena anda pemula sebaiknya baca dulu bahan bacaan yang diikutsertakan MS dalam dokumentasi Visual Studio 6 (VB 6 adalah bagian dari Visual Studio 6) yaitu artikel dan tulisan dalam MSDN for Visual Studio 6.

Buku tutorial VB 6 dari MS adalah “Programming Microsoft Visual Basic”. Ini buku paling mutakhir mengenai VB 6 dari Microsoft. Sesudah buku ini MS tidak pernah mengeluarkan buku VB 6 lagi tapi VB.NET. Buku ini saya punya e-book nya tapi jarang saya baca. Hanya saja besar buku ini 11 MB jadi saya tidak mau kirim ke anda lewat e-mail. Kalau ingin baca buku ini beli saja dari toko CD. Kalau mau belajar MS Access maka buku yang membahas MS Access secara mendalam adalah “MS Access 2002 Bible”. Lagi-lagi buku ini tidak mau saya kirim ke anda lewat e-mail soalnya besarnya 16 MB. Buku-buku ini memang besar karena pembahasannya menyeluruh. Saya tidak tahu buku MS Visual FoxPro yang bagus soalnya tidak mendalami belajar MS Visual FoxPro.

Saya yakin kalau anda membaca MSDN dan salah satu buku diatas serta praktek maka anda bisa menguasai VB atau Access dan bisa bikin aplikasi sederhana dalam jangka waktu 6-8 bulan. Kenapa begitu lama? Karena anda mulai dari nol. Kalau anda sudah pernah belajar bahasa pemrograman lain apapun maka belajar VB atau Access sebenarnya cukup 2-3 bulan sudah bisa produktif bikin aplikasi.

Sumber: Milist Programmer Kristen
Read More - Tips Belajar Pemrograman
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati